Minggu, 08 Januari 2012

TAHU, TOFU, DOUFU

Tahu adalah makanan yang berasal dari negeri China. Di Cina dikenal sebagai doufu, di Jepang disebut Tofu, di Indonesia, Malaysia dan Thailand disebut tahu. Sebagai hasil olahan kacang kedelai, tahu merupakan sumber protein yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Tahu mempunyai mutu protein nabati terbaik karena mempunyai komposisi asam amino paling lengkap dan diyakini memiliki daya cerna yang tinggi (sebesar 85% -98%). Kandungan protein yang tinggi pada tahu, juga dapat dimanfaatkan untuk menjauhkan segala macam penyakit berbahaya. Kandungan gizi dalam tahu, memang masih kalah dibandingkan lauk hewani, seperti telur, daging dan ikan. Namun, dengan harga yang lebih murah, tahu dapat digunakan sebagai bahan makanan pengganti protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Pada tahu terdapat berbagai macam kandungan gizi, seperti protein, lemak, karbohidrat, kalori dan mineral, fosfor, vitamin B-kompleks seperti thiamin, riboflavin,  vitamin E, vitamin B12, kalium dan kalsium (yang bermanfaat mendukung terbentuknya kerangka tulang). Dan paling penting, dengan kandungan sekitar 80% asam lemak tak jenuh tahu tidak banyak mengandung kolesterol, sehingga sangat aman bagi kesehatan jantung. Bahkan karena kandungan hidrat arang dan kalorinya yang rendah, tahu merupakan salah satu menu diet rendah kalori.
                Selain kaya akan berbagai zat gizi tahu juga memiliki beberapa manfaat yaitu
1.        Meningkatkan produksi energi
Tahu merupakan sumber makanan yang kaya zat besi, 30 persen dari kebutuhan harian yang direkomendasikan untuk zat besi dalam 100 gram tahu. Zat besi dalam tahu dapat digunakan sebagai bagian dari hemoglobin yang membantu transportasi dan pelepasan oksigen ke seluruh tubuh untuk membantu proses produksi energi.  Di dalam tahu juga tersedia 10 persen dari kebutuhan harian yang direkomendasikan untuk tembaga (Zink, Zn), mineral penting yang dimanfaatkan dalam sel darah merah.
2.       Mencegah kanker payudara dan bermanfaat untuk wanita menopause



Orang yang mengonsumsi tahu 25 persen lebih banyak mengalami peningkatan pembentukan estrogen dibanding yang tidak mengkonsumsi. Selain itu, tekanan darah kelompok yang mengkonsumi tahu juga lebih rendah ketimbang kelompok yang tidak mengonsumsi tahu. Hal ini disebabkan oleh kandungan isoflavon yang mengandung hormon estrogen. Selain mencegah kanker payudara, isoflavon juga memperlambat proses penuaan pada perempuan. Isoflavon bukan hanya terkandung dalam tahu melainkan juga pada semua makanan berbahan dasar kedelai seperti tempe, susu kedelai, kecap, dan sejenisnya.
Selama menopause, estrogen wanita berfluktuasi, baik naik atau turun di bawah tingkat normal. Fitoestrogen dari kedelai dapat membantu menjaga keseimbangan hormon tersebut. Hal ini dapat membantu mengurangi frekuensi dan beratnya gejala hot flashes (rasa panas pada perut) pada wanita menopause.
3.        Mencegah osteoporosis
Tahu dapat menjadi sumber yang kaya kalsium tergantung pada koagulan yang digunakan dalam pembuatan (seperti kalsium sulfat yang digunakan oleh produsen tahu). Hal ini dapat melindungi terhadap penyakit seperti kelemahan tulang, rheumatoid arthritis dan osteoporosis. Penelitian juga menunjukkan bahwa isoflavon dalam makanan kedelai dapat memperkuat densitas (kepadatan tulang).
4.       Menurunkan kadar kolesterol
Sebuah studi membuktikan bahwa tahu dapat menurunkan kolesterol dalam tubuh. Studi yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition dilakukan pada 55 orang lelaki dan perempuan usia setengah baya yang mengidap kolesterol tinggi. Setelah mengikuti diet sehat, mereka diberikan pola makan beragam, mulai dari kacang almond, tahu, sayuran mentah, dan jenis makanan kedelai lain. Setelah setahun, kolesterol mereka diukur. Hasilnya, mereka yang mengonsumsi tahu mengalami penurunan kolesterol lebih besar dibanding kelompok yang mengkonsumsi makanan lain. Penurunan ini dapat mencapai 10-20 persen.

*dari berbagai sumber 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar