Hello
Skarang gue lagi pengen ngeshare info yang gue ambil dari buku yang
judulnya “Bahan Pangan Terfermentasi” karangan F.G Winarno (Kumpulan Pemikiran dan Gagasan Tertulis
1980 - 1981) yang diterbitin Pusat Penelitian dan Pengenbangan Teknologi ,
Institut Pertanian Bogor tahun 1984. Buku yang cukup tua sih tapi informasinya
sangat bermanfaat J
Bangsa Asia terkenal sebagai gudangnya
kebudayaan kuno, sastra, dan ilmu pengetahuan. Selain itu, Asia juga gudangnya
makanan terfermentasi yang telah banyak dikenal seperti tahu, tempe, oncom, kimci,
nato, miso dan lain-lain. Yang akan dibahas kali ini adalah manfaat dari tempe.
Di Indonesia tempe telah diproduksi berabad-abad
lamanya. Namun, hingga saat ini belum pernah dilaporkan adanya prasasti yang
ditemukan mengenai kapan tempe pertama kali dibuat dan dari daerah mana.
Diperkirakan tempe telah populer sejak kerajaan Hindu Budha di Indonesia
terutama di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hal ini didasari bahwa di daerah
Agama Budha berkembang, seperti Cina dan Jepang, selalu diikuti oleh
berkembangnya makanan yang berasal dari kedelai.
Tulisan yang ditemukan berkaitan
dengan tempe sampai saat ini adalah karya H.C. Princen
Gerrligs, seorang sarjana Belanda pada tahun 1895, yang berjudul “Einige Chinese Voedingsmiddelen Uit
Soyabonen Bereid” (Suatu Makanan Cina yang Terbuat dari Kedelai). Walaupun
disebutkan makanan yang berasal dari Cina, namun di daerah Cina dan Taiwan
belum pernah ditemukan ada makanan yang mirip dengan tempe. Selain membuat
sebuah buku menngenai tempe, Princen Gerrligs dan F.A Want juga merupakan orang
pertama yang menemukan jamur yang berperan dalam pembuatan tempe yaitu Rhizopus oligosporus
Saat ini tempe mempunyai konotasi yang
sepele, murah atau sering dikaitkan dengan tingkat sosial yang rendah karena
cara pembuatannya yang sangat sederhana, kurang higienis serta harganya yang
murah. Di zaman yang gizi mainded
seperti sekarang ini, derajat tempe pun masih belum terangkat dengan nyata. Bahkan
perkembangan penelitian dan produksi menggunakan teknologi tinggi lebih pesat
dilakukan di luar negeri dari pada di Indonesia, tempat asal tempe tersebut.
Tempe terutama yang terbuat dari
kedelai memiliki memiliki nilai gizi yang tinggi. Tempe kedelai memiliki kadar
dan mutu protein yang tingggi yaitu 18-20%, lemak 4,0 – 5,0 %. Selain itu,
tempe memiliki kalori yang rendah yaitu hanya 157 kkal/100 gr, kadar
karbohidrat sangat rendah yaitu 9,4%, serta tidak mengandung pati dan gula. Kadar
kolesterolnya pun tidak ada. Karena itu tempe sangat baik untuk mereka yang
ingin melakukan diet dan yang menderita diabetes.
Bagi mereka yang terbiasa mengkonsumsi
pangan hewani terutama daging tidak perlu merasa khawatir kekurangan vitamin
B12. Namun bagi mereka yang hanya mengkonsumsi pangan nabati baik karena ketidak
mampuan ekonomi ataupun mereka yang vegetarian sering terjadi kekurangan
vitamin B12. Vitamin B12 berguna dalam pembentukan butir darah merah. Karenanya.
kekurangan vitamin B12 dapat menimbulkan penyakit anemia yang disebut anemia pernicious.
Namun ternyata di dalam tempe
terkandung vitamin B12 yang sangat tinggi yaitu 3,9 – 5,0 mg/100 gr. Sehingga
bila seseorang mengkonsumsi tempe 100 gram sehari dapat mencukupi 140% dari
kebutuhan vitamin B12 yang dianjurkan FAO dan NAS (1974) bagi orang dewasa (2 -
3 mg). Selain itu, mengkonsumsi 100 gr tempe per hari dapat mencukupi kebutuhan
kalsium sebanyak 20% dari yang dianjurkan WKNPG tahun 1978 bagi orang dewasa.
Selain itu, tempe juga memiliki
senyawa-senyawa antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan pertumbuhan kuman
penyakit terutama yang memiliki gram positif. Senyawa yang dikeluarkan oleh
jamur Rizophus oligosporus tersebut
tahan panas. Senyawa tersebut masih aktif 50% setelah dipanaskan dalam air
mendidih selama 1 jam dan stabil dalam pH 2-7. Hal ini yang mungkin menyebabkan
banyaknya warga Indonesia yang konsumsi pangan dan gizinya tidak cukup,
sanitasi yang kurang baik, sering tereskpose oleh berbagai penyakit inveksi
namun daya tahan tubuhnya sangat baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar